BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Direct Instruction
Direct
instruction (pembelajaran langsung) adalah pemberian materi kepada siswa yang
langsung diaplikasikan (memodelkan pengetahuan kemudian langsung
diaplikasikan).
B. Landasan
Teori
Model
pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi perilaku dan
teori belajar sosial,khususnya tentang pemodelan (modeling) yang dikembangkan
oleh Albert Bandura.
1. Perhatian
(Attention)
Subjek
harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya.Subyek
memberi perhatian tertuju kepada nilai,harga diri,sikap dan lain-lain yang
dimiliki.
2. Mengingat
(Retention)
Subyek
memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam ingatannya.
3. Reproduksi
Gerak
Setelah
mengetahui atau mempelajari suatu tingkah laku,subjek juga dapat menunjukkan
kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
4. Motivasi
Motivasi
adalah penggerak individu untuk melakukan sesuatu.Jadi subjek harus termotivasi
untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.
C. Tujuan
Hasil Belajar
1. Pengetahuan
procedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.Misalnya
bagaimana cara menggunakan Neraca Ohauss.
2. Pengetahuan
deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu (dapat diungkapkan dengan
kata-kata).Misalnya nama-nama bagian neraca ohauss.
D.Sintaks
(Tingkah laku mengajar)
FASE-FASE
|
PRILAKU GURU
|
FASE 1
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Guru menyampaikan tujuan, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran ini, mempersiapkan siswa untuk belajar
|
FASE 2
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
|
Guru mendemonstrasikan keterampilan yang benar,
atau menyajikan informasi tahap demi tahap
|
FASE 3
Membimbing pelatihan
|
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan
awal
|
FASE 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
|
Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas
dengan baik, memberi umpan balik
|
FASE 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan
lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih
kompleks dan kehidupan sehari-hari.
|
Pada
model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru
mengawali pelajaran dengan pekerjaan tentang tujuan dan latar belakang
pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.
Fase
persiapan dan motivasi ini kemudian diikuti oleh presentasi materi ajar yang
diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran ini
termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan
pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan
pemberian umpan balik tertentu, guru perlu selalu mencoba memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari
kedalam situasi kehidupan nyata.
E. Materi
Fase
I : Menyampaikan tujuan dan mempersipkan siswa
Motivasi
dan prasyarat : Sebelumnya kita telah mempelajari tentang angka penting nah
siapa yang bisa menjelaskan pengertian dari angka penting.Apabila hasil
pengukuran panjang suatu bidang 8,50 cm
dan lebarnya 4,25 cm maka berapakah luas bidang tersebut.Apakah penulisan hasil
pengukuran luas 36,125 benar atau tidak ? Nacht kemudian jika terdapat nilai
0,6759876 saya menginginkan 2 angka
penting nacht bagaimana kha penulisan pembulatan
dari angka-angka tersebut yang tepat dan benar.
Tujuan
dari pembelajaran kita kali ini adalah kalian mampu mengetahui dan
mengaplikasikan aturan-aturan pembulatan.
Fase 2 : Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
Dalam mengoperasikan
angka penting pembulatan harus selalu dilakukan.Oleh karena itu aturan
pembulatan harus diikuti sebagai berikut :
1. Jika
yang dibulatkan lebih besar dari lima,maka pembulatannya ke atas.
2. Jika
yang akan dibulatkan kurang dari lima,maka pembulatannya ke bawah.
3. Jika
yang akan dibulatkan memilki angka terakhir 5,maka pembulatannya dilakukan
sedemikian rupa sehingga angka penting terakhir selalu genap.
Fase 3 : Membimbing
pelatihan
Dalam mengoperasikan
angka penting pembulatan harus selalu dilakukan.Oleh karena itu aturan
pembulatan harus diikuti sebagai berikut :
1. Jika
yang dibulatkan lebih besar dari lima,maka pembulatannya ke atas.
Contoh : 49,778 untuk 3
angka penting pembulatannya menjadi
Langkah 1 : Kita lihat
angka terakhir pada nilai tersebut.
Langkah 2 : Perhatikan
berapa angka penting yang di inginkan.
Maka hasilnya adalah
49,8
2. Jika
yang akan dibulatkan kurang dari lima,maka pembulatannya ke bawah.
Contoh
: 2,043 untuk 2 angka penting.
Langkah
1 : Kita lihat angka terakhir pada nilai tersebut.
Langkah
2 : Perhatikan berapa angka penting yang di inginkan.
Maka
hasilnya 2,0
3. Jika
yang akan dibulatkan memilki angka terakhir 5,maka pembulatannya dilakukan
sedemikian rupa sehingga angka penting terakhir selalu genap.
Contoh : 25,55 menjadi
3 angka penting 0,265
menjadi 2 angka penting.
Langkah
I : Kita lihat angka terakhir pada nilai tersebut.
Langkah
2 : Perhatikan berapa angka penting yang di inginkan.
Maka
hasilnya 25,6 dan 0,26
Fase
4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
25,666
jadikan 3 angka penting
1,39
jadikan 2 angka penting
5,23521
jadikan 2 angka penting
29,234
jadikan 3 angka penting
555,555
jadikan 4 angka penting
498,5
jadikan 3 angka penting
Fase
5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Misalkan
hasil pengukuran panjang suatu bidang 8,50
cm dan lebarnya 4,25 cm maka berapakah luas bidang tersebut.Apakah penulisan
hasil pengukuran luas 36,125 benar atau tidak ? Jika dihitung dengan cara biasa
luas bidang tersebut adalah 36,125 ini memperlihatkan bahwa hasilnya mengandung
5 angka penting hasil hitungan ini menjadi lebih teliti daripada sumbernya
pengukuran penjang dan lebarnya hanya mengandung 3 angka penting,maka luas
bidang yang diharapkan dari pengukuran ini tidak mungkin lebih dari 3 angka
penting.Paling teliti sama dengan ketelitian pengukuran.Oleh karena itu
hasilnya tidak dituliskan dengan 36,125 cm2 melainkan 36,1 cm2 (3 angka
penting).
0 komentar:
Posting Komentar